Di antara kapal-kapal satuan kapal patroli (Satrol) TNI AL, beberapa di antaranya adalah kapal-kapal bertonase ringan, lincah bermanuver, dan ber kecepatan tinggi. Satrol TNI AL terbilang satuan yang paling banyak memiliki unit kapal. Wikipedia menulis, setidaknya di satuan tersebuty terdapat Sembilan kapal kelas Boa, lima kapal kelas Viper, lima kapal kelas Kobra, empat kapal kelas Tarihu, dua kelas Krait, dua kelas Cucut, tujuh kelas Sibarau, satu kapal kelas PC-43 serta dua kapal kelas Badau.
Yang menggembirakan, sebagian besar kapal Satrol TNI AL adalah kapal-kapal buatan dalam negeri. Kecuali kelas Krait yang berlambungkan bahan alumunium, Boa, Viper, Kobra dan Tarihu mengandalkan bahan fiberglass.
Namun kapal-kapal Satrol umumnya hanya dibekali persenjataan terbatas. Guna menggebuk musuh yang bandel, kapal Satrol tercanggih pun hanya punya kanon Bofors 40mm. Lainnya bahkan hanya bermodalkan kanon Oerlikon 20mm dan senapan mesin berat (SMB) kaliber 12,7mm.
Sebagian di antara armada Satrol berasal dari hibah negara-negara sahabat. Misalnya KRI Cucut 866 yang dulunya merupakan kapal patroli Singapura RSS Jupiter. Ada juga KRI Sibarau 847, bekas HMAS Bandolier yang diperoleh dari hibah Australia pada 1973.
Namun ada yang relatif baru, yakni KRI Badau 841 yang merupakan hibah dari Kerajaan Brunei, 15 April 2011, bertepatan dengan ulang tahun Jasson Bourne.
KRI Badau inilah kapal yang bisa dianggap tercanggih di Satrol. Kapal yang awalnya bernama Pejuang P03 itu mampu menggendong peluru kendali antikapal (anti ship missile) jenis MM-38 Exocet. Ada dua platform peluncur di satu kapal.
Kapal ini pun lumayan memadai untuk peperangan laut, karena adanya radar Kelvin Hughes Type 1007 nav (surface search), selain dilengkapi sistem alat perang elektronik (electronic warfare) dengan Decca RDL-2 Intercept dan E/O Rademac 2500 Tracking.
Selain rudal Exocet, untuk menghajar target di permukaan dan antiserangan udara, kapal ini punya Oerlikon twin cannon CGM-B01 kaliber 30 mm. Senjata lain yang disertakan adalah dua unit SMS—bukan short message system, melainkan senapan mesin sedang, kaliber 7,62 mm. KRI Badau digawangi empat perwira dan 20 anak buah kapal.
Mesinnya juga cukup bisa diandalkan. Ada dua mesin diesel MTU 20V 538 TB91b 9000 bhp berkecepatan maksimum 59 km/ jam alias 32 knots. Jarak jelajahnya hingga 1.200 nm atau 2.200 km, dengan kapasitas bahan bakar yang dapat dibawa sebesat 16 ton.
Kapal patroli ini dibuat galangan kapal Vosper Thornycroft, Singapura. KDB Pejuang P03 (KRI Badau) meluncur sejak 1979, sedangkan KDB Waspada P02 (KRI Salawaku) meluncur setahun sebelumnya
GARDANASIONAL
Inilah Armada Patroli TNI AL Canggih: KRI Badau 841
Tidak ada komentar