Saat berlangsung ajang Euronaval 2016 di Paris, Perancis, telah terjadi kesepakatan kontrak mid-life modernization (MLM) untuk korvet KRI Malahayati-362. Persisnya dua perusahaan asal Spanyol, Indra dan Navantia mengumumkan telah memenangkan kontrak senilai US$18 juta (Euro 15,7 juta) untuk menambah kemampuan elektronik pada korvet Fatahillah Class buatan Wilton-Fijenoord, Belanda.
Guna menggarap proyek MLM di KRI Malahayati-362, Indra dan Navantia membentuk konsorsium dalam menggarap proyek kapal perang era 80-an ini. Teknologi yang digadang pun bukan berstatus trial and error, melainkan selama ini sudah digunakan pada kapal perang AL Spanyol. Sebagai wujud dari ToT (Transfer of Technology), proses pengerjaan upgrade pada KRI Malahayati-362 akan digarap oleh PT PAL, Surabaya. Sementara terkait dalam konsorsium ini juga melibatkan peran PT Len Industri dan PT Sembada Karya Mandiri (SKM).
Dan di Indo Defence 2018, konsorsium dari kedua perusahaan asal Spanyol tersebut merilis detail perangkat elektronik dan solusi yang ditanamkan pada KRI Malahayati-362.
1. Catiz Combat Management System
Catiz CMS dirancang dan dikembangkan oleh Navantia, fungsinya adalah untuk mengintegrasikan keseluruhan sensor dan efektor yang disesuaikan dengan kebutuhan atau permintaan operator pengguna.
2. Dorna Gun Fire Control System
Juga dirancang dan dikembangkan oleh Navantia untuk mendukung sistem penembakan pada elemen anti air warfare, anti surface warfare, dan naval gunfire support. Prinsipnya Dorna adalah akurat, modular dan fleksibel dengan integrasi ke sensor apa pun. Termasuk Dorna akan diintegrasikan dengan Target Designation Sight (TDS) dan combat system pada berbagai jenis senjata yang ada di kapal.
3. Rigel RESM Electronic Warfare System
Dirancang dan dikembangkan oleh Indra, ini merupakan perangkat ESM (Electronic Support Measure), solusi ini digadadang agar KRI Malahayati 362 sanggup meladeni peperangan elektronik, termasuk menangkal jamming dari lawan. Indra bukan pertama kali ini memasok perangkat untuk kebutuhan TNI AL, sebelumnya Indra telah mendapat kontrak untuk memasok radar intai Aries-LPI (Low Probability of Intercept) pada kapal selam terbaru TNI AL, Nagapasa Class (Changbogo Class).
Rigel RESM beroperasi di frekuensi K band, dan sampai saat ini Rigel RESM telah digunakan di lebih dari 50 kapal perang di seluruh dunia.
4. CIT-25D Identification Friend or Foe (IFF)
Perangkat ini dirancang dan dikembangkan oleh Indra, menawarkan kombinasi dari IFF interrogator dan IFF transponder dalam single unit. Perangkat IFF ini tersedia dalam mode 1,2,3/A dan 4, S dan 5.
5. Data Distribution Unit (DDU)
Berlaku layaknya jantung pada sisten navigasi kapal, DDU terhubung dengan semua perangkat dan sensor navigasi ke combat management system. DDU dirancang dan dikembangkan oleh PT SKM.
6. Tactical Data Link
Perangkat ini juga dipasok oleh PT SKM, dan berperan dalam fungsi strategis pada combat management system, seperti meningkatkan kesadaran situasional dan membangun tactical network dan koordinasi dalam peta peperangan.
Sayangnya meski mendapatkan peningkatan dalam kapabilitas elektronik dan navigasi, KRI Malahayati-362 belum nampak mendapat upgrade pada sistem persenjataannya. Salah satu titik terlemah dari korvet ini terdapat pada elemen pertahahan udara, yang masih mengandalkan kanon manual dan chaff/flare. Sementara rudal anti kapal MM-38 Exocet yang sudah purna tugas, juga belum terlihat digantikan oleh rudal yang lebih baru, seperti C-802 atau MM-40 Exocet.
KRI Malahayati-362 Jalani Mid-Life Modernization (MLM)
Tidak ada komentar