Korea Selatan dan Indonesia sedang melakukan kesepakatan baru untuk proyek jet tempur bersama, yang mengalami hambatan menyusul keterlambatan Indonesia dalam membayar ratusan juta dolar, lansir KoreaTimes.
Sekitar 10 pejabat dari Defense Acquisition Program Administration (DAPA) dan Korean Aerospace Industries (KAI) – pembuat pesawat KF-X – berangkat ke Jakarta, Selasa, untuk bertemu pejabat Indonesia pada hari Rabu dan Kamis, ungkap kedua organisasi tersebut.
Proyek jet tempur gabungan tersebut dinamakan KF-X (Korean Fighter eXperimental) di Korea dan IF-X (Indonesian Fighter eXperimental) di Indonesia.
Sementara kedua belah pihak telah mengadakan empat putaran negosiasi ulang, pembicaraan terakhir dilakukan setelah sekitar satu tahun. Ini juga merupakan pertemuan pertama sejak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjabat Oktober lalu. Prabowo telah menunda melanjutkan pembicaraan dengan pemerintah Korea Selatan, mengatakan dia akan meninjau keseluruhan konten anggaran pertahanan dan sistem persenjataan negaranya.
Selama pertemuan minggu ini, pejabat kedua negara diharapkan untuk meninjau kondisi proyek pembangunan bersama untuk mencapai kesepakatan, karena Indonesia menginginkan pengurangan berapa banyak yang dijanjikan untuk membayar pemerintah Korea Selatan.
Indonesia pada awalnya setuju untuk membayar 1,7 triliun won (US$ 1,46 miliar), yang merupakan sekitar 20 persen dari total anggaran proyek 8 triliun won. Tetapi hanya membayar sekitar 220 miliar won, dan berhenti membayar pada akhir 2017, dikarenakan situasi keuangan negara yang memburuk.
Sementara pembayaran seharusnya sudah selesai pada tahun 2026, tunggakannya terhitung mencapai sekitar 500 miliar won.
Menurut pejabat industri, pihak Indonesia ingin menurunkan kontribusinya dari 20 persen yang dijanjikan menjadi 15 persen.
Tahun lalu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan negara sedang mempertimbangkan untuk menawarkan pesawat CN-235 dari perusahaan negara PT Dirgantara Indonesia sebagai bagian dari kontribusinya, bukan uang tunai.
Pejabat industri mengatakan Indonesia juga ingin pemerintah Korea Selatan mentransfer lebih banyak teknologi untuk pengembangan jet tempur ke Indonesia – permintaan agar Korea Selatan tidak dapat memutuskan sendiri karena beberapa teknologi tersebut terkait dengan Amerika Serikat.
Sementara itu, pengembangan pesawat tempur oleh KAI berjalan lancar, dimana pabrikan akan meluncurkan prototipe pada paruh pertama tahun 2021. Awal bulan ini, KAI mulai merakit prototipe jet tempur yang dikembangkan secara lokal pertama di negara Korea Selatan.
Pabrikan dirgantara Korea Aerospace Industries telah meluncurkan perakitan terakhir dari prototipe pesawat tempur KF-X pada awal September 2020.
Proses perakitan akhir dari pesawat tempur, di mana rangka dan badan pesawat, perangkat elektronik, radar, dan berbagai subsistem lainnya akan dipasang, hingga pesawat tersebut akan segera diluncurkan secara resmi pada April 2021.
Prototipe KF-X sedang dalam pembangunan dan diharapkan selesai dirakit sepenuhnya pada pertengahan tahun 2021.
KF-X diharapkan akan melakukan uji terbang pertama pada 2022, dengan produksi bertahap dijadwalkan dimulai pada tahun 2026. Korea Selatan mengharapkan untuk bisa mendapatkan 120 pesawat tempur KF-X pada tahun 2032.
Sebanyak 6 prototipe akan dibangun untuk menjalani pengujian hingga model produksi KF-X mulai beroperasi pada tahun 2026.