Melalui Program Bima Sena II Indonesia mendapatkan sejumlah jet tempur F-16 gratisan dari AS.
Mengutip situs Asia Times, Indonesia mendapatkan 24 unit jet tempur F-16 secara gratis dari pemerintah AS.
Apa alasan di balik keputusan Washington untuk melepas mesin perang senilai ratusan juta US Dollar itu tanpa bayaran?
Pesawat tempur F-16 yang baru saja diserahkan di Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun, sebagian dari 24 jet tempur F-16 yang diberikan AS kepada Indonesia.
Ke-24 pesawat itu akan dibagi menjadi dua skuadron yang berada di Madiun dan Pekanbaru.
Menurut Defense News, AS memiliki program Excess Defense Articles yang memungkinkan mereka menghemat biaya operasi dan perawatan untuk alutsista yang tidak terpakai.
Untuk kasus F-16, militer AS bisa berhemat antara 100 hingga 330 juta Rupiah untuk setiap jam terbang, belum termasuk biaya perawatan.
Biasanya, alutsista yang tidak dibutuhkan lagi ditawarkan untuk dijual kepada negara mitra AS dengan harga 5 sampai 50% dari harga asli.
Namun, berdasarkan Undang-undang Pengawasan Ekspor Senjata dan Bantuan Asing, pemerintah AS bisa membiayai sendiri penjualan tersebut dan memilih negara untuk diberikan secara cuma-cuma.
Sementara itu untuk menjadikan jet tempur gratisan itu layak digunakan Indonesia juga harus melakukan sejumlah upgrade.
Menurut situs Brasil aereo.jor.br, pesawat tempur F-16, ditingkatkan dari standar Blok 25 ke Blok 52 oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) di Kompleks Logistik Ogden (Pangkalan Angkatan Udara Hill, Utah), adalah bekas unit USAF dan Air National.
Kemudian baru dipindahkan ke Indonesia sesuai kontrak yang ditandatangani pada Januari 2012.
Menurut laporan tersebut, Pemerintah Indonesia membayar sekitar 670 juta dollar AS yang nilainya mencapai Rp10 triliun dalam kurs saat ini.
Biaya tersebut untuk memodernisasi 24 jet dengan avionik, mesin, sayap, roda pendaratan, dan komponen baru lainnya.
Dalam pengirimannya jet tempur tersebut mendarat di Lanud Iswahjudi (Madiun, Jawa Timur) setelah terbang dari Alaska melalui Guam.
Instruktur Angkatan Udara Indonesia juga harus mulai beralih ke pesawat tempur F-16C/D di bawah pengawasan tim yang terdiri dari empat personel USAF.
Ke-24 pesawat tersebut akan dibagi antara Skadron 3 di Madiun dan Skadron 16 di Pekanbaru.
Media lokal memberitakan, perombakan tersebut mencakup perpanjangan masa pakai seperti perombakan sayap, roda pendaratan dan mesin, serta peningkatan kemampuan avionik.
Ini termasuk radar AN/APG-68 (V) yang ditingkatkan, tautan data Link 16, sistem peperangan elektronik AN/ALQ-213, RWR (peringatan radar) ALR-69 Kelas IV dan tindakan pencegahan ALE-47.