Turki Batalkan Kesepakatan Sistem Pertahanan Rudal Tiongkok dan Akan membuat Sendiri

Tidak ada komentar

Turki Batalkan Kesepakatan Sistem Pertahanan Rudal Tiongkok
Turki telah membatalkan kesepakatan tentatif dengan Tiongkok untuk membeli sistem pertahanan rudal jarak jauh senilai $3,4 miliar dan sebagai gantinya akan membangun sistem dengan bantuan dari mitra NATO-nya.


"Kesepakatan itu telah dibatalkan dan salah satu alasan utamanya adalah bahwa kami akan meluncurkan proyek rudal nasional kami sendiri," kata seorang pejabat dari kantor Perdana Menteri Ahmet Davutoglu sebagaimana dikutip di beberapa media Turki.

Sebuah pengumuman resmi mengenai pembatalan ini akan diumumkan pada akhir pekan ini. Tidak ada komentar dari pihak Tiongkok sehubungan pembatalan kesepakatan tersebut.

Perusahaan pertahanan lokal seperti spesialis elektronik militer Aselsan dan produsen rudal Roketsan mungkin akan ditugaskan untuk memenuhi misi tersebut dimana Turki bertujuan untuk memproduksi sistem tersebut didalam negeri dengan "sumber daya nasional" berkombinasi dengan dukungan teknologi dari sistem global yang telah teruji.

Menurut laporan, keputusan itu diambil dalam pelaksanaan KTT G-20 di Antalya dimana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjadi tuan rumah para pemimpin dunia, termasuk Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden AS Barack Obama, CNN Türk melaporkan tanggal 15 November.

Kesepakatan itu dilaporkan dibatalkan karena keberatan para sekutu NATO Turki.

Beberapa laporan lain mengatakan kesepakatan dengan China Precision Machinery Import and Export Corp. (CPMIEC) Tiongkok dibatalkan karena tidak adanya perkembangan mengenai transfer teknologi.

Turki memilih CPMIEC sebagai pemenang lelang untuk kesepakatan senilai $3,4 miliar pada September 2013 untuk membangun sistem pertahanan rudal tapi langkah tersebut menciptakan kekhawatiran bagi negara-negara Barat tentang keamanan dan kompatibilitas persenjataan dengan infrastruktur NATO.

Negara-negara NATO, khususnya AS keberatan dengan hal tersebut dan mengatakan bahwa sistem itu tidak akan diintegrasikan dengan struktur pertahanan aliansi NATO. Dalam tawaran awal, Eurosam menempati tempat kedua sementara kemitraan Raytheon dan Lockheed Martin AS menempati peringkat ketiga.

Langkah ini bisa memaksa Turki menjadikan sistem pertahanan rudal mereka menjadi sistem yang "standalone" dengan hanya sedikit atau tanpa integrasi dengan aset NATO seperti radar, kata para pejabat pertahanan Turki sebelumnya. Sekitar setengah dari radar pertahanan udara berbasis jaringan Turki telah dibiayai oleh NATO dan merupakan bagian dari NATO Air Defense Ground Environment.

"Turki dapat saja memutuskan untuk membangun sebuah sistem yang mandiri. Tapi dalam kasus itu, pengecualian sistem pertahanan udara mereka dari aset NATO berarti bahwa Turki akan kehilangan setengah dari kemampuan radarnya," kata seorang analis pertahanan pada saat itu.

Turki akan membutuhkan data interface untuk membuat arsitektur pertahanan udara-nya sendiri dapat beroperasi dengan aset NATO, terutama data pada sistem Identification friend or foe (IFF). Ini adalah sistem yang sangat rahasia dan tidak akan diperbolehkan diinstal ke dalam sistem buatan Tiongkok.

Sumber: TSM

Komentar