Pesawat Baru N219 Buatan PTDI Tengah Lakukan Beragam Pengujian untuk Dapatkan Sertifikasi

Tidak ada komentar

April 2017 N219 bisa terbang perdana
April 2017 N219 bisa terbang perdana
Pembuatan pesawat baru N219 yang dibangun PT Dirgantara Indonesia (PTDI) masih terus berlanjut. Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI Andi Alisjahbana mengungkapkan bahwa sekarang ini waktu sibuk-sibuk timnya melakukan pengujian-pengujian agar N219 bisa terbang sebelum Mei nanti.

“Saya ingin sebelum itu (Mei 2017) N219 sudah bisa terbang perdana, tapi intinya bukan itu. Saya ingin pesawat ini segera mendapat sertifikasi,” ujar Andi di Jakarta, kemarin (6/2/2017).

Untuk mendapat sertifikasi itulah, berbagai pengujian untuk beragam komponen dan sistem dari pesawat yang dikembangkan secara intensif sejak tahun 2014 ini terus-menerus dilakukan. Jika semua pengujian selesai dan tak ada kendala yang signifikan, rencananya April nanti N219 bisa terbang perdana.

“Pesawat akan terbang pertama kali, mungkin sekitar satu jam,” ungkap Andi. Setelah itu, pengujian terbang akan terus dilakukan sampai laik terbang, bisa sampai 300 jam. “Jumlah jam terbangnya tidak pasti berapa,” tambahnya.

Jika semua pengujian sukses, uji terbang itu bisa jadi cukup 150 jam, ditambah dengan ground test 600 jam. “Kalau masih ada yang perlu dites lagi dan diperbaiki, jam terbang bisa tambah,” ungkapnya.

“N219 dibuat PTDI dari nol. Mengembangkan pesawat baru itu tidak mudah dan membutuhkan waktu panjang.” Prototipe pertama (PA-1) N219 sudah selesai dan sedang uji struktur, sementara pembuatan PA-2 juga terus disempurnakan.

Keinginan PTDI yang sudah diungkapkan pada media, tahun ini seluruh proses sertifikasi itu rampung dan N219 mendapat sertifikat untuk diproduksi. Pesawat produk baru PTDI ini memang harus jadi karena sudah ada yang memesan dalam bentuk letter of intend (LoI) dari beberapa maskapai penerbangan nasional, termasuk dari Malaysia.

Dukungan Direktorat KelaikUdaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) sebagai regulator yang mengeluarkan sertifikasi itu sangat besar. Seperti diungkapkan Direktur DKUPPU Muzaffar Ismail jelang peresmian gedung baru DKUPPU pada 6 Februari kemarin, “Kami mendukung sepenuhnya program pembuatan N219 itu.”

Pada peresmian gedung baru DKUPPU di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta hari itu, Andi hadir dan mengucapkan terima kasih kepada Muzaffar dan tim DKUPPU atas dukungannya. “Tim dari DKUPU ada juga di PTDI untuk mendukung program sertifikasi N219 itu,” tuturnya.

Pesawat N219 adalah pesawat komuter berkapasitas 19 penumpang. Dibangun untuk penerbangan ke bandara-bandara di pelosok-pelosok Indonesia yang memiliki landasan pendek, yang saat ini sedang dikembangkan Pemerintah.

Pesawat yang dibangun dengan unsur lokalitas yang kental ini menggunakan bahan aluminium 20 dan 24 seperti yang digunakan pada NC212 dan CN235. Komponen-komponen inti memang masih didatangkan dari luar, seperti mesin PT6-42 dari Pratt & Whitney, avionik Garmin 1000, dan propeller memakai Hartzell Propeller Inc. Biaya pengembangan N219 sampai tahun 2017 sekitar Rp 500 miliar.

TSM

Komentar