Sachsen F124 merupakan kapal perang jenis Fregat yang kedua yang didesain setelah pada awalnya Jerman mendesain dan memproduksi kapal perang jenis Fregat kelas Brandenburg F123 pada awal 1990-an. Pemerintah Jerman mulai memesan Sachsen F124 pada thun 1996 sebanyak tiga unit kapal dengan opsi tambahan unit ke empat yang kemudian tidak dilanjutkan akibat rencana Angkatan Laut Jerman mengembangkan kapal Fregat jenis baru kelas Baden Wurttemberg F125. Kapal pertama dari kelas ini, diberi nama FGS Sachsen dengan nomor lambung F219, kapal kedua diberi nama FGS Hamburg dengan nomor lambung F220, kapal terakhir diberi nama FGS Hessen dengan nomor lambung F221.
Secara umum, meski dikategorikan sebagai kapal perang jenis Fregat oleh Angkatan Laut Jerman, namun sejatinya dengan bobot benaman 5.800 ton dan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam, serta anti serangan udara, membuat Sachsen dapat disandingkan dengan kapal – kapal perang dari jenis Perusak atau Destroyer.
Unit pertama dari kapal Fregat rasa Destroyer ini mulai berdinas secara resmi di Angkatan Laut Jerman pada akhir tahun 2003. Unit terakhir dari kapal perang kelas Sachsen ini mulai masuk dalam layanan dinas resmi Angkatan Laut Jerman pada tahun 2006. Tujuan utama pembuatan kapal perang kelas Sachsen ini ialah untuk menggantikan kapal perang dari jenis Perusak atau Destroyer kelas Lutjens yang telah berdinas di tubuh Angkatan Laut Jerman selama kurang lebih 30 tahun.
Secara umum, meski dikategorikan sebagai kapal perang jenis Fregat oleh Angkatan Laut Jerman, namun sejatinya dengan bobot benaman 5.800 ton dan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam, serta anti serangan udara, membuat Sachsen dapat disandingkan dengan kapal – kapal perang dari jenis Perusak atau Destroyer.
Unit pertama dari kapal Fregat rasa Destroyer ini mulai berdinas secara resmi di Angkatan Laut Jerman pada akhir tahun 2003. Unit terakhir dari kapal perang kelas Sachsen ini mulai masuk dalam layanan dinas resmi Angkatan Laut Jerman pada tahun 2006. Tujuan utama pembuatan kapal perang kelas Sachsen ini ialah untuk menggantikan kapal perang dari jenis Perusak atau Destroyer kelas Lutjens yang telah berdinas di tubuh Angkatan Laut Jerman selama kurang lebih 30 tahun.
ntuk urusan peperangan anti kapal permukaan, dipercayakan kepada 8 unit rudal RGM-84 Harpoon yang ditempatkan dalam dua unit peluncur rudal quadrupleyang masing – masing peluncurnya berisi 4 unit rudal. Selain mengandalkan rudal Harpoon, meriam utama kaliber 76 milimeter Oto Melara juga diandalkan untuk urusan peperangan anti kapal permukaan bagi kapal ini. Disamping hadirnya meriam kaliber besar, dipasangkan pula meriam kaliber kecil Mauser MLG 27 kaliber 27 milimeter untuk menghantam target seperti perahu – perahu kecil yang bisa bergerak dengan cepat. Sedangkan untuk soal peperangan anti kapal selam, dipercayakan kepada 2 unit peluncur torpedo yang masing – masing peluncurnya diperlengkapi dengan tiga tabung torpedo. Adapun untuk jenis torpedo yang digunakan yakni torpedo LightweightMU90 Impactdengan jarak jangkau 10 hingga 23 kilometer bergantung kecepatan torpedo.
Dengan muatan senjata yang begitu banyak, Sachsen tentu harus dibekali dengan sistem pelacakan dan akuisisi target yang mumpuni pula. Untuk itu, Jerman memilih kombinasi “duet maut” Active Phased Array Radaratau APAR dan radar surveillance dan penjejak target jarak jauh SMART-L. SMART-L merupakan radar surveillanceyang digunakan untuk pelacakan dan penjejakan terhadap target yang akan diserang atau yang mengancam keberadaan kapal perang ini. Kompleks radar SMART-L beroperasi pada frekuensi D-Band. SMART-L memiliki jarak jangkau deteksi maksimal tidak kurang dari 2.000 kilometer untuk menjejak dan mendeteksi target berupa proyektil rudal balistik. Sementara itu untuk melacak target yang terbang di udara seperti pesawat, helikopter, atau rudal anti kapal, SMART-L dapat mendeteksi sasaran – sasaran tersebut pada jarak 480 kilometer jauhnya. Sementara untuk mendeteksi target berupa kapal permukaan atau instalasi yang berada diatas permukaan air atau daratan, SMART-L dapat mendeteksi target pada jarak 60 kilometer jauhnya dari posisi kapal yang diperlengkapi dengan peralatan kompleks radar SMART-L ini.
Sementara itu, kompleks Active Phased Array Radaratau APAR merupakan kompleks radar yang dibangun untuk dapat beroperasi di frekuensi X-Band. APAR menyediakan informasi mengenai designasi target, akuisisi target, serta guidanceuntuk senjata rudal anti serangan udara sekaligus anti rudal balistik SM-2 Block III A. Kompleks APAR merupakan kompleks radar multifungsi tiga dimensi dengan fitur antenna Active Electronic Scanning Array atau disingkat AESA. AESA merupakan salah satu jenis antenna radar yang mampu melakukan pemindaian dengan mengarahkan gelombang radio kepada titik – titik yang berbeda tanpa harus menggerakkan fisik antenna radar. APAR mampu melacak sebanyak 200 target yang berada di udara pada jarak 150 kilometer jauhnya dari kapal yang dipasangi sistem tersebut. Selain melacak target, APAR mampu memberikan guidanceatau pemanduan terhadap tidak kurang dari 32 unit rudal anti serangan udara berbasis semi-active radar homing missiles yang sedang terbang. Dalam hal ini, APAR, bila dibutuhkan juga dapat memandu rudal anti serangan udara ESSM yang terpasang di kapal perang jenis Fregat kelas Sachsen F124 ini.
Sachsen F124 tidak hanya didesain untuk menghadang target dari permukaan air, daratan serta dari udara. Ia juga dapat melaksanakan misi – misi peperangan anti kapal selam atau target bawah air. Untuk urusan menghantam kapal selam lawan, dipercayakan kepada 2 unit peluncur torpedo yang masing – masing peluncurnya diperlengkapi dengan tiga tabung torpedo. Adapun untuk jenis torpedo yang digunakan yakni torpedo LightweightMU90 Impactdengan jarak jangkau 10 hingga 23 kilometer bergantung kecepatan torpedo.
Nah, tentu saja sebuah kapal perang yang diperlengkapi dengan senjata berupa torpedo untuk menghajar target yang berada di bawah permukaan air juga diperlengkapi dengan sensor serta perangkat sonar untuk mendeteksi kehadiran kapal selam musuh. Fregat ini diperlengkapi dengan sensor STN Atlas Elektronik DSQS-24B yang merupakan perangkat Sonar yang diletakkan di bagian bawah haluan kapal perang tersebut. Untuk memperluas jangkauan deteksi serta penindakan terhadap potensi ancaman musuh di bawah permukaan air, kapal perang jenis Fregat kelas Sachsen F124 ini juga diperlengkapi dengan helikopter Anti Kapal Selam (AKS). Sebanyak 2 unit helikopter Sea Lynx Mk.88A atau dua unit helikopter NH 90 dapat dibawa dalam hangar khusus yang berada di bagian belakang kapal. Landasan helikopter atau helideck yang ada pada bagian belakang kapal dirancang untuk dapat menampung helikopter dengan bobot tidak kurang dari 15 ton. Adapun kedua tipe helikopter yang dapat dibawa oleh kapal perang ini (NH90 dan atau Sea Lynx Mk.88A) dapat dipersenjatai dengan rudal anti kapal Sea Skua dan atau Torpedo Lightweightuntuk menghajar target baik kapal permukaan maupun kapal selam musuh.
Meskipun tidak ada negara lain yang mengoperasikan kapal perang jenis Fregat kelas Sachsen F124 selain Jerman, peluang ekspor terhadap kapal perang ini tetap terbuka. Meskipun demikian, sangat kecil kemungkinan versi ekspor dari kapal perang tersebut akan diperlengkapi dengan persenjataan yang “gahar” seperti yang sudah dijelaskan di bagian sebelumnya dari artikel ini. Ini disebabkan komponen senjata – senjata tersebut merupakan senjata – senjata yang dibeli dari Amerika Serikat. Sebut saja elemen rudal – rudal anti serangan udara SM-2 Block III A dan ESSM serta RIM-116 RAM, dimana Amerika Serikat sangat ketat dalam menjual persenjataan yang berteknologi canggih dan multi-fungsi tersebut. Setiap penjualan segala jenis persenjataan dari AS harus mendapat persetujuan Kongres dahulu, baru kemudian dapat dilaksanakan sesuai kontrak. Meskipun demikian, Sachsen F 124 telah berhasil menjelma menjadi sebuah kapal perang yang disegani serta memberikan efek Detterrentatau efek gentar kepada calon musuh – musuh Jerman di lautan.
Sachen Class, Fregate Canggih Angkatan laut Jerman
Tidak ada komentar