Spesfikasi Pesawat Tempur Terbaru Rusia Su-57 E

Tidak ada komentar

Pesawat tempur terbaru Rusia, Sukhoi Su-57E, akhirnya tampil di depan publik dalam pameran kedirgantaraan terbesar di Eropa Timur, MAKS 2019 di Bandara Internasional Zhukovsky, MosPkow, Selasa lalu, 27 Agustus 2019.

Sempat disebut-sebut baru akan diperagakan kebolehannya kepada publik pada Dubai Airshow 2019 di Dubari, Uni Emirat Arab, pada November nanti, ternyata kemunculan Sukhoi Su-57E yang digadang-gadang bisa meladeni F-35 Lightning II dan F-22 Raptor buatan Lockheed Martin di udara, dipercepat dua bulan dan itu dilakukan di tanah kelahirannya sendiri, Rusia.

Empat pesawat tempur dengan rancang-bangun stealth itu terbang membentuk formasi diamond di atas arena MAKS 2019 (Mezhdunarodnyj Aviatsionno-Kosmicheskij Salon). Setelah bermanuver beberapa saat, formasi itu berubah dan dua di antara mereka memeragakan simulasi duel di udara.

Manuver kobra alias manuver Pugachev yang menjadi ikon kehadiran keluarga Sukhoi Su-27 Flanker juga dapat dilakukan secara mudah oleh Su-57E, yang sampai saat ini belum ada nama julukan (nickname) resminya.

Tidak cukup hanya itu, manuver tegak lurus hasil dorongan dua mesin Saturn AL-41F-1S alias 117S dengan daya dorong 176 kiloNewton/33.000 pound dengan after burner, rasio thrust-to-weight 10,5-11,1 menjadikan dia dapat mengangkasa secara mudah.

Sukhoi yang sejak beberapa waktu lalu digabungkan ke dalam Rostec --BUMN Rusia di bidang kedirgantaraan dan persenjataan-- menghadirkan keempat Su-57E dengan tujuan pasar ekspor; kode E dalam namanya merupakan kode untuk pasar ekspor.

MAKS ke-25 ini dibuka oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dengan tamu kehormatan Presiden Turki, Recep Erdogan. Turki belakangan ini menggegerkan dunia pertahanan internasional dengan memborong sistem peluru kendali anti wahana udara S-400 Triumph dari Rusia.

Langkah itu membuat gusar Amerika Serikat yang sebetulnya memiliki sistem serupa, yaitu MIM-104 Patriot buatan Raytheon. Tidak ayal, Turki dikeluarkan dari konsorsium pengembangan F-35 Lightning II oleh Amerika Serikat.

MAKS 2019 yang berlangsung pada 27 Agustus hingga 1 September diikuti 635 peserta dari 36 negara selain Rusia. Bandara Internasional Zhukovsky yang sangat luas berubah menjadi arena pameran berbagai jenis pesawat terbang --sipil dan militer, sayap tetap dan sayap putar-- yang sangat menarik bagi pecinta kedirgantaraan.

Dari Rusia, nama-nama terkenal di dunia penerbangan internasional hadir, di antaranya Sukhoi, MiG, Ilyushin, Antonov, Beriev, helikopter Mil, Kamov, dan Kaman.

Di arena pameran statis, terpajang Sukhoi Su-35S Flanker E atau Super Flanker yang masih dalam proses akuisisi sejak bertahun-tahun lalu untuk dapat masuk dalam daftar arsenal TNI AU. Jika nanti masuk, maka Su-35 itu akan menggantikan F-5E/F Tiger II di Skuadron Udara 14 TNI AU.

Bukan saja produk terkini dengan teknologi canggih yang dipamerkan, karena ada juga warisan Perang Dingin, di antaranya pembom strategis lintas benua Tupolev Tu-95 Bear, pesawat transpor supersonik pertama dunia Tupolev Tu-144 yang sangat mirip dengan Concord buatan bareng Inggris dan Prancis sehingga sering dipelesetkan menjadi Concordski, hingga Tupolev Tu-22M Backfire, Tu-160 Blackjack, dan MiG-21 Fishbed.

Dari belahan dunia lain, juga hadir Airbus yang membawa A350-900, Embraer dari Brazil yang membawa E195-E2 untuk pertama kalinya keluar dari negara itu, dan delegasi Cina yang datang dalam jumlah masif.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.