Helikopter Mi-17, Foto: TSM

Angkatan Bersenjata Filipina dilaporkan melakukan pengadaan 16 unit helikopter Mi-17 dengan nilai total senilai P12, 5 miliar untuk meningkatkan kemampuan udaranya yang merupakan akuisisi resmi pertamanya dari Rusia.

Helikopter buatan Rusia senilai $ 14,7 juta untuk setiap unitnya, dibeli di bawah program modernisasi militer tahap kedua. Dalam fase ini aset dan peralatan tambahan akan dibeli, termasuk helikopter untuk berbagai misi.

Pengadaan ini diharapkan akan ditandatangani secara resmi dalam kunjungan Presiden Duterte ke Rusia pada hari Selasa (01/10). Ia dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Departemen Luar Negeri Filipina (DFA) mengumumkan bahwa sejumlah perjanjian akan ditandatangani.

Sementara Rusia telah dipertimbangkan oleh militer Filipina menjadi salah satu sumber-sumber yang mungkin dalam upayanya untuk memperkuat kemampuan militer Filipina melalui program modernisasi yang ambisius, pengadaan helikopter Mi-17 ini akan menjadi yang pertama dari Moskow.

Dalam peringatan ke-72 Angkatan Udara Filipina pada bulan Juli lalu, Duterte berjanji untuk memperkuat AU dengan memperlengkapinya dengan aset udara yang sangat dibutuhkan. AU Filipina merupakan penerima manfaat terbesar kedua dari program modernisasi untuk saat ini, setelah Angkatan Laut Filipina.

“Saya berharap dan berdoa bahwa sebelum tiga tahun saya yang tersisa berakhir, semua hal ini, terutama yang bertuliskan 'Proyek Horizon' milik Anda, akan selesai selama masa jabatan saya," kata Duterte saat itu pada upacara ulang tahun AU Filipina tersebut.

Fase modernisasi kedua, dijuluki "Horizon," melibatkan akuisisi berbagai aset darat, udara, dan laut untuk semua cabang angkatan bersenjata, dengan penjatahan total P139 miliar, telah ditandatangani Duterte.

Mi-17 dipasarkan oleh Rosoboronexport, cabang pemasaran Russian Defense Industry, dilaporkan telah menawarkan untuk memberikan satu helikopter tambahan secara cuma-cuma sebagai "pemanis" untuk 16 unit helikopter yang dipesan.