Rudal Jelajah Kalibr Vs Rudal Tomahawk

Tidak ada komentar

Rudal Jelajah Kalibr Russia

Perseteruan Amerika Serikat dan Rusia sepertinya akan terjadi di Suriah. Sebab, setelah AS menyerang dengan menembakkan 59 rudal jelajah Tomahawk ke Pangkalan Udara Shayrat, Rusia langsung merespons mengerahkan kapal fregat Laksamana Grigorovich RFS-494 ke Laut Mediterania.

AS mengerahkan dua kapal perusak, USS Porter dan USS Ross, untuk menyerang salah satu pangkalan udara Suriah. Sementara, Rusia mempersenjatai Grigorovich dengan rudal jelajah Kalibr.

Aksi militer sepihak Washington ini memicu amarah Moskow, dan dikhawatirkan menyeret konflik terbuka antara Rusia dan Barat (AS dan Uni Eropa). Manakah yang lebih hebat dan akurat, rudal Kalibr atau Tomahawk?

Mengutip situs Southfront, Minggu, 9 April 2017, Angkatan Bersenjata Rusia pertama kali menggunakan Kalibr (NATO memberikan kode 'Sizzler’) di Suriah, tepatnya pada 7 Oktober 2015.

Namun, ada alasan yang terbatas untuk membandingkan dua rudal jelajah ini, khususnya durasi penggunaan senjata tersebut. Tomahawk telah digunakan dalam operasi tempur sejak 1983 dan telah mengalami empat modernisasi.

Rudal Jelajah Tomahawk AS
Sementara, Kalibr baru 'meluncur' pada 2012. Selain itu, tidak seperti Tomahawk, Kalibr justru baru 'turun lapangan' dalam pertempuran sebenarnya di Suriah untuk pertama kali.

Saat menginvasi Suriah, Kalibr diluncurkan dari kapal perang dan kapal selam. Kalibr memiliki jarak tembak hingga 1.500 kilometer.

Rusia berhasil menembakkan 26 rudal pada 11 target di 3 kota besar yang dikuasai kelompok Daulah Islamiyah dan al-Syam (ISIS), yakni Raqqa, Idlib dan Aleppo. Target termasuk pabrik-pabrik senjata, pusat komando, gudang amunisi, penyimpanan senjata, depot bahan bakar dan kamp-kamp pelatihan teroris.

Pada 20 November 2015, kapal perang Rusia lainnya ikut meluncurkan 18 Kalibr untuk tujuh sasaran teroris di wilayah yang sama. Pada 8 Desember, kapal selam Rusia ‘Rostov-on-Don’ meluncurkan empat Kalibr dari bawah air di Laut Mediterania ditujukan untuk dua target ISIS di Raqqa.

Target menyasar pabrik tambang dan gudang amunisi. Total Kalibr yang diluncurkan sebanyak 51 rudal. Rusia pun masih merahasiakan biaya satu Kalibr dan pada saat satu peluncuran.

Adapun, situs Nationalinterest menyebutkan, uji coba Tomahawk kali pertama dari kapal perang perusak USS Merrill (DD-976), pada Maret 1980. Tiga bulan kemudian, UGM-109, Tomahawk versi bawah air, turut pula diujitembakkan.

Pengembangan proyek militer ini berlangsung selama dua tahun hingga 1983, di mana saat itu Tomahawk resmi bertugas. ketika sistem rudal masuk ke layanan. Tomahawk sendiri ambil bagian dari pertempuran sebenarnya pada 1991 dalam Perang Teluk I.



Kala itu, kapal perang dan kapal selam AS meluncurkan 288 Tomahawk yang menyasar obyek strategis Irak. Namun sayang, hanya 50 persen yang mencapai target. Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menolak untuk membahas lebih dalam.

Empat tahun kemudian, Pentagon akhirnya mengakui bahwa Tomahawk kurang efektif. Hingga kini, Angkatan Laut AS masih dilengkapi dengan 3.500 rudal jelajah Tomahawk.

Mayoritas jenis RGM/UGM-109E Blok 4. Ini merupakan Tomahawk generasi keempat. Selama 30 tahun terakhir, AS telah meluncurkan lebih dari 2.000 Tomahawk.

Pada 2014, 47 Tomahawk ditembakkan dengan sasaran objek-objek militer ISIS. Titik lemah utama dari Tomahawk modern, antara lain, ada di kecepatan penerbangan yang relatif rendah. Sehingga, sangat riskan untuk menangkal sistem pertahanan udara lawan.

Kemudian, kesulitan dengan sistem peperangan elektronik dan tidak memiliki kemampuan siluman atau mampu terhindar dari radar lawan.

Komentar