Disain Kapal Induk Ringan Korea Selatan, LPX-II. foto: navalnews.com |
Angkatan Laut Korea Selatan ingin mengembangkan kapal induk ringan 40.000 ton baru untuk menanggapi ancaman baru dan yang dapat segera dikerahkan. Selama pertemuan, para pejabat militer dan peneliti Korea Selatan akan meninjau rencana pengembangan teknologi untuk proyek senilai $ 1,74 miliar tersebut, menurut Badan Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan (DAPA).
Menurut kalangan industri pertahanan Korea Selatan, negara tersebut mempelajari kemungkinan mengembangkan dua jenis kapal induk, satu kapal induk ukuran sedang 70.000 ton, yang akan memiliki panjang 298 m dan lebar 75 m, mampu mengangkut 40 pesawat sayap tetap dan sayap putar. Kapal akan diawaki oleh 1.340 pelaut.
Kapal induk kedua akan lebih ringan, hanya 40.000 ton, dengan panjang 238 m, lebar 62 m. Kapal akan mampu membawa 20 pesawat termasuk 12 pesawat sayap tetap dan 8 pesawat sayap putar dengan awak 720 orang. Jenis kapal ini mungkin akan sangat mirip dengan Kapal Serbu Amfibi (Amphibious Assault Ship) yang digunakan Angkatan Laut AS.
Pada Agustus 2020, pemerintah Korea Selatan telah mengungkapkan detail baru tentang program LPX-II yang bisa jadi merupakan proyek kapal induk ringan tersebut. Seperti halnya Kapal Serbu Amfibi Angkatan Laut AS, jenis kapal ini dapat digunakan sebagai flagship expeditionary strike group atau amphibious ready group, membawa sebagian pasukan ke dalam pertempuran dan menempatkan mereka di darat dengan helikopter dan pesawat tilt rotor V-22 Osprey, didukung oleh pesawat F-35B Lightning II dan helikopter tempur.
Korea Selatan telah merencanakan untuk memesan 20 jet STOVL stealth F-35B, yang menjadi sinyal kuat bahwa AL Korea Selatan condong kepada pengembangan kapal induk ringan. Seoul sedang mempertimbangkan pembelian batch pesawat tiltrotor Bell Boeing V-22 Osprey pada awal 2015. Perwakilan dari Boeing dijadwalkan mengunjungi Korea Selatan pada akhir tahun ini untuk membahas kemungkinan penyediaan pesawat Osprey bagi Seoul.