Rusia Bakal Gempur ISIS di Suriah Hingga 4 Bulan

Tidak ada komentar

Sukhoi Su 34 Rusia
Sukhoi Su 24, 25 dan 34

Serangan udara Rusia di Suriah untuk menggempur ISIS dan kelompok teror lainnya akan berlangsung selama tiga sampai empat bulan. Hal itu diungkap seorang anggota parlemen senior Rusia, Alexei Puskhov.
”Selalu ada risiko terkena macet, tapi di Moskow mereka sedang berbicara tentang tiga sampai empat bulan operasi,” kata Pushkov yang merupakan Kepala Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Rusia kepada radio Europe 1.
Pushkov menyebut serangan udara sebanyak 2.500 kali yang dilakukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat sudah gagal membuat kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) lemah. Dia menilai serangan Rusia jauh lebih efektif untuk memperoleh hasil.
”Saya pikir intensitas itu yang penting. Koalisi pimpinan AS telah berpura-pura untuk membom Daesh (ISIS) selama satu tahun, tanpa hasil,” katanya. ”Jika Anda melakukannya dengan cara yang lebih efisien, saya pikir Anda akan melihat hasilnya,” ujarnya.
Dia membela Kremlin yang sudah dituduh negara-negara Barat bahwa serangan pesawat Rusia tidak membom ISIS, tapi pemberontak moderat Suriah musuh Presiden Bashar al-Assad. ”Target utama adalah kelompok Daesh terletak paling dekat dengan Damaskus,” katanya.
”Kita perlu menghilangkan kelompok ini atau setidaknya menetralkannya dan setelah itu kami akan melihat seperti apa masa depan Suriah,” imbuh dia, yang dilansir Sabtu (3/10/2015).
Jet-jet Tempur Rusia Hajar ISIS di Suriah dengan 6 Serangan
Pemerintah Rusia mengkonfirmasi hasil serangan di Rusia pada hari ketiga, Jumat petang kemarin. Sebanyak 14 penerbangan tempur melakukan enam serangan pada basis-basis ISIS.
”Enam serangan dilakukan pada target kelompok teroris ISIS oleh 14 penerbangan dengan tiga jenis (pesawat), Sukhoi Su-34, Sukhoi Su-24M dan Sukhoi Su-25,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov.
Dia mencontohkan, di Kota Maarrat Al-Nuuman di Provinsi Idlib, sebuah pesawat Su-25 membombardir basis kelompok teror yang memproduksi bom dan alat peledak improvisasi.
Kemudian di Distrik Al-Latamna, Hama, pesawat Su-34 membom markas bawah tanah militan ISIS. Di daerah yang sama, pesawat S-25 Rusia membom dua bunker yang dijadikan pusat komando ISIS dan gudang senjata.
“Keakuratan dalam menargetkan serangan udara Rusia di Suriah dicapai dengan penggunaan pesawat pengintai,” imbuh pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, sebagaimana dilaporkan Russia Today, semalam (2/10/2015).
Kendati demikian, Amerika Serikat (AS) tetap menuduh Rusia tidak menargetkan ISIS dalam serangannya di Suriah. Tapi, serangan ditujukan pada kelompok pemberontak moderat Suriah musuh Presiden Bashar al-Assad. AS juga menuding, serangan Rusia menyebabkan korban dari kalangan sipil

Komentar