KAI Kembangkan FA-50 Golden Eagle yang Lebih Pintar

Tidak ada komentar

Korea Aerospace Industries (KAI) telah memulai pengembangan varian FA-50 Golden Eagle yang ditingkatkan, dengan peningkatan kemampuan tempur udara-ke-darat. Dikenal sebagai FA-50 Block 10, batch yang diupgrade tersebut akan mengintegrasikan pod targeting Lockheed Martin AN/AAQ-33 Sniper , yang memungkinkan pesawat untuk membidik sendiri dan menggunakan amunisi berpemandu laser.

Seorang manajer senior KAI mengatakan kepada AIN dalam sebuah wawancara eksklusif bahwa pekerjaan tersebut dimulai pada Oktober 2018 dan bahwa proyek tersebut bertujuan untuk diselesaikan selambat-lambatnya pada 2021. Ia menambahkan bahwa pengguna FA-50 saat ini masih dapat memperoleh manfaat dari upgrade perangkat lunak dan tidak memerlukan modifikasi fisik pada pesawat.

"Prioritas kami saat ini adalah untuk mempromosikan Blok 10 ke pengguna FA-50/T-50 di Asia Tenggara yang membutuhan lebih banyak pesawat jet," kata sang manajer. Dia menambahkan bahwa KAI telah melakukan workshop dengan pihak Angkatan Udara di Asia Tenggara dan mereka menyatakan keinginannya untuk meningkatkan kemampuan udara-ke-darat pesawat FA-50-nya. Saat ini, Golden Eagle diterbangkan di wilayah itu oleh Filipina, Indonesia dan Thailand, dan hanya Manila yang menggunakan varian tempur/serang.

Pejabat KAI menambahkan bahwa sejumlah pengguna ini juga memiliki program yang sedang berlangsung untuk pesawat tempur yang lebih maju seperti F-16 atau Saab Gripen, dan KAI berharap bahwa, dengan peningkatan FA-50, perusahaan tersebut dapat menembus pasar ini dengan menawarkan lebih banyak pesawat dengan biaya lebih rendah per unitnya.

RFI dari Malaysia

KAI memperkirakan bahwa pasar Asia Tenggara memiliki kebutuhan sekitar 60 lebih pesawat Golden Eagle, termasuk opsi. Kebutuhan ini akan terdiri dari kemungkinan pesanan lanjutan, serta program Light Combat Aircraft Malaysia. Pabrikan Korea itu telah menerima Request for Information (Permintaan Informasi) dari Malaysia pada 5 Januari lalu, dan dan diketahui bahwa mereka mencari 12 pesawat dengan opsi untuk 24 pesawat lebih. Manajer KAI mengatakan bahwa ia mengharapkan RFI yang lebih rinci akan dikeluarkan dalam waktu dekat, setelah Malaysia memiliki gambaran yang lebih jelas tentang kebutuhannya berdasarkan RFI yang pertama.

"Pasar pesawat tempur ringan adalah pasar yang cukup jenuh," tambahnya. “Ini akan menjadi kompetisi yang ketat antara platform seperti Tejas, JF-17, dan L-15. Tetapi kami berharap untuk terus maju melalui rekam jejak yang kuat dikalangan pengguna internasional, serta layanan purna jual yang baik."

Manajer tersebut juga mengungkapkan bahwa FA-50 Block 20 sedang dikerjakan, dan pengembangannya akan dimulai mulai tahun ini. Block 20 akan memberikan FA-50 kemampuan untuk melakukan misi udara-ke-udara beyond-visual-range (diluar jarak visual), dengan kemampuan membawa amunisi seperti AIM-120 AMRAAM. Seperti halnya Block 10, tidak diperlukan untuk untuk memodifikasi radar FA-50. Langkah selanjutnya adalah mempelajari cara meningkatkan kekuatan radar dan memperluas jangkauan deteksinya.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.