CN-235-220 MPA PTDI, Pesawat Patmar TNI AL

Tidak ada komentar

Skuadron Udara 800 Puspenerbal TNI AL kembali menerima pesawat CN-235 seri 220 versi Patroli Maritim (MPA) dari pabrik pesawat PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung. Serah terima pesawat terakhir (P-865) dari lima unit yang dipesan ini dilaksanakan bersamaan dengan penyerahan lima heli AS565 MBe Panther untuk Skuadron Udara 400 Penerbal pada 24 Januari 2019.

Pesawat CN-235-220 MPA merupakan generasi ke-3 jenis pesawat patroli maritim sayap tetap (fixed wing) yang digunakan Skuadron Udara 800/Patroli Maritim. Skadron ini bermarkas di Lanudal Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.

Sementara pesawat MPA generasi ke-1 yang dioperasikan skadron yang berdiri pada 28 Juli 1976 ini adalah pesawat Nomad N22/N24 Search Master buatan pabrik pesawat GAF, Australia.

Selanjutnya pesawat MPA generasi ke-2 yang dimiliki skadron berlambang burung camar melayang ini adalah produk buatan PTDI lainnya yakni NC-212-200 MPA sebanyak tiga unit.

Mulanya, NC-212 MPA tersebut adalah versi angkut serbaguna milik Skuadron Udara 600/Angkut Taktis. Pesawat kemudian dimodifikasi oleh PTDI pada 2005-2007. Perubahan utama tampak pada hidung Pinokio NC-212 MPA yang di dalamnya ditanamkan radar Ocean Master Surveillance (OMS) buatan Thales, Perancis.

Dibandingkan dengan NC-212 MPA, maka CN-235 MPA adalah pesawat yang paling canggih dioperasikan oleh Skuadron Udara 800 saat ini. Selain memiliki kinerja yang jauh lebih baik dibanding kakaknya, perangkat pengintaian dan pengamatannya juga lebih mumpuni.

Dua pesawat terakhir dari lima pesawat CN-235 MPA milik Skuadron Udara 800 dilengkapi perangkat Forward Looking Infra Red (FLIR) Star Safire 380HD yang menggantung di bawah hidungnya.

Lalu radar intai AN/APS-143C(V)3 OceanEye buatan Raytheon, Amerika Serikat. Radar yang ditanam dalam perut CN-235 ini memiliki kemampuan mendeteksi objek di atas permukaan laut yang bergerak cepat sekalipun hingga jarak 200 mil laut. Pesawat juga telah ditambahi perangkat Identification Friend or Foe (IFF).

Saat ini kedua pesawat buatan PTDI tersebut, yakni NC-212-220 MPA dan CN-235-220 MPA, benjadi tulang punggung ‘Sang Burung Camar’ guna mengawasi dan menjaga laut Indonesia yang luas dari atas langit.

Sedangkan pesawat MPA Nomad N22/N24 Search Master sudah mulai dikandangkan karena faktor kelangkaan suku cadang.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.