Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) Uji Coba Penembakan Rudal Trident II

Tidak ada komentar


Angkatan Laut Amerika Serikat melakukan uji coba penembakan rudal nuklir Trident II yang sudah berusia puluhan tahun. Uji coba itu memperlihatkan rudal nuklir Trident II masih berfungsi dengan baik dan ditembakkan ke udara beberapa hari setelah Rusia menawarkan menjual sejumlah teknologi senjatanya ke Amerika Serikat.

Rudal nuklir Trident II ditembakkan dari atas kapal laut USS Nebraska, yakni sebuah kapal selam rudal Ohio-class. Angkatan Laut Amerika Serikat menjelaskan dari kapal itu ditembakkan dua rudal nuklir Trident II pada Rabu, 4 September 2019 dan dua lagi ditembakkan pada Jumat, 6 September 2019. Semua rudal itu berhasil menyasar target di area Guam, Kepulauan Pasifik.

Rudal balistik kapal selam Trident II D5 yang ditembakkan itu dirancang untuk bertahan hingga 2024, namun baru-baru ini diperbaharui agar bisa bertahan hingga tahun 2024-an. Angkatan Laut Amerika Serikat menjelaskan bagian hulu ledak W76 juga sudah ditingkatkan kemampuannya. Akan tetapi, bagian triad nuklir dari rudal itu terlihat kurang bagus. Charles Verdon, Wakil Program Pertahanan Keamanan Nasional Nuklir Amerika Serikat atau NNSA, mengatakan senjata pengebom B61-12 dan hulu ledak W88 ALT 370 rencananya akan diuji cobakan pada 2020.

Modernisasi senjata telah dipaparkan oleh pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, namun Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2017 meningkatkan program modernisasi yang dipaparkan itu. Modernisasi senjata itu akan berdampak pada keseluruhan senjata atom Amerika Serikat yang diperkirakan menyedot anggaran hingga US$ 1,5 triliun atau Rp 21,100 triliun. Selain meningkatkan kemampuan rudal dan hulu ledak, Amerika Serikat juga mengembangkan sebuah senjata pengebom siluman dan rudal jarak jauh.

Politikus Amerika Serikat mungkin tidak resah dengan biaya yang muncul itu untuk modernisasi senjata, sekalipun Amerika Serikat saat ini menanggung utang US$ 22 triliun dan anggaran pengeluaran Pentagon membengkak menjadi US$ 750 miliar per tahun. Namun Presiden Rusia Vladimir Putin punya pandangan lain, dimana pada awal pekan lalu Putin, yang mungkin sambil bercanda, muncul dengan gagasan menjual senjata supersonik ke Amerika Serikat jika negara itu ingin meratakan semuanya ketimbang Pentagon mensia-siakan uang para pembayar pajak hingga miliar dollar untuk mengembangkan teknologi termasuk nuklir secara mandiri.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.